Serat Wulang Putri
Selamat datang di Blog , yang selalu berusaha mengulas berbagai macam informasi yang bermanfaat. Pada kesempatan kali ini, akan mengulas tentang “Serat Wulang Putri” yang merupakan sebuah karya sastra yang memuat hal-hal penting untuk kaum perempuan di lingkungan keraton. Untuk lebih jelasnya, maka simaklah ulasan berikut.
Serat Wulang Putri diperuntukan untuk para perempuan. Karya sastra ini merupakan karya sastra Pakubuwono IV yang berisi tentang nasihat-nasihat untuk para kaum perempuan. Serat Wulang Putri ini merupakan judul manuskripsi yang ditulis Pakubuwono IV sendiri dalam aksara dan bahasa Jawa. Serat itu ditulis sebagai pedoman untuk mendidik para perempuan di kalangan keraton.
Nampaknya Serat Wulang Putri ini ingin menyadarkan para perempuan bahwa posisi perempuan lebih rendah (dibawah) laki-laki. Hal ini terlihat dari beberapa nasihat dari Pakubuwono IV yang dituangkan dalam isi serat ini, yang diantaranya (dalam bentuk terjemahan) adalah sebagai berikut:
“Wahai putriku, walaupun sudah ditakdirkan oleh Tuhan Penguasa Alam, (bahwa) akal para wanita (hanya) seperti delapan para pria dalam hal berfikir.Karena itu, janganlah merasa gembira dalam hati, padahal kamu tak sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan yang sempurna dan bijaksana menggerakkan semua makhluk.Juga terhadap sesama manusia terlebih dalam bekerja, menirulah semua tingkah laku (sifat) raja yang senantiasa tidak berhenti berusaha dalam mengamalkan agama untuk mencapai kesucian (hidup) yang sejati.”
Serat Wulang Putri ini telah menjadi bukti perhartian Pakubuwono IV terhadap eksistensi wanita ditengah –tengah wanita di tengah-tengah masyarakat kraton. Pada masa itu nampaknya peran dan kedudukan wanita sudah diatur sesuai dengan nilai budaya Jawa yang menempetkan wanita sebagai tiyang wingking (subordinate), meskipun demikian kedudukan itu tetap mulia berdampingan dengan laki-laki. Jadi secara implisit terdapat empat sifat dasar yang terdapat dalam serat ini, keempat sifat itu harus diterima oleh setiap wanita.
- Pertama, eling (ingat). Pada sifat ini seorang perempuan harus menyadari posisinya sebagai perempuan yang lebih rendah dari laki-laki, sekaligus menyadari kondisi yang ditakdirkan Tuhan.
- Kedua, isin (malu). Sifat ini dasar kedua yang harus disadari perempuan adalah isin. Dengan sifat ini diharapkan seorang perempuan memiliki rasa malu. Sehingga dengan sifat itu, perempuan dapat memahami diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dianggap tidak perlu alias memalukan
- Ketiga adalah sabar. Dalam hal ini perempuan harus tangguh dan sanggup menghadapi berbagai cobaan.
- Keempat legawa (Ikhlas atau rela). Perempuan harus memiliki sifat dasar legawa. Hal ini menuntut seorang perempuan untuk ikhlas menerima kondisi terberat apa pun dan pantang memperturukan hawa nafsunya.
Demikianlah ulasan tentang “Serat Wulang Putri” yang pada kesempatan ini dapat sampaikan, dan kurang lebihnya mohon maaf. Apabila ulasan tersebut bermanfaat bagi anda, jangan lupa untuk share ke teman-teman anda! Dan terima kasih sudah menyempatkan diri anda untuk berkunjung maupun membaca, terima kasih! Semoga anda sukses selalu!